Biro Jodoh
Oleh: Sitie CB
Sudah beberapa bulan ini, ikan Biro Jodoh di sebuah
koran mengusik hati Pras. Bagaimana tidak, gambar seorang wanita berusia 30
tahun, bersatatus single, dan pekerjaannya mapan, belum juga menemukan
pendamping hidup.
Kasihan, wanita secantik ini kok gak ada yang mau!
Batinnya.
“Aku harus menikahinya!” lirih Pras yakin.
Ia pun segera menghubungi wanita tersebut.
Betapa senangnya, ketika Lie, begitu nama wanita itu
menyambut dengan gembira.
***
Sebuah rombongan dari keluarga Pras sudah di depan
rumah besar bergaya Belanda. Tiba-tiba seorang satpam menghampirinya.
“Maaf. Ini rombongan apa, ya? Ada keperluan apa
kalian datang kemari?” Pertanyaan satpam menggelitik hati Pras. Sudah tahu
pakai jas, pastinya mau menikahlah, masa mau melayat!
“Saya ingin menikahi, Lie,” jawab Pras mantap.
“Mak-sud Mas, Nyo-nya Lie?” tanya pak satpam tak
yakin. Pras pun mengangguk.
“Ta-pi, beliau sudah meningal lima tahun yang lalu!”
“Apa?” Pras kaget, “tidak mungkin! Terus, iklan yang
beberapa bulan menghiasai koran itu …,” kata-katanya terhenti.
“Lima belas tahun yang lalu, Nyonya Lie berpesan ke
agen periklanan untuk memuat ikan itu secara berkala. Ia sudah membayar kontrak
pemasangan iklan untuk dua puluh tahun,” jelas laki-laki berseragam yang ada di
depannya.
Jadi yang mengangkat telefon itu!
Pras begidik.
Jakarta, 26 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar