Minggu, 31 Agustus 2014

MERINDU



Sejuta makna kerinduan untukmu,
menyembul, tanpa ampun
Menggoreskan kebahagiaan tak terkira
Mengudara, bak balon gas lepas dengan bebasnya

Seutas tali perekat jiwa, menyatu
Satukan hati dalam balutan cinta
Tulus, tanpa pamrih
Ikhlas, tiada terbalas pun kamu mau

Terukir dalam indahnya kenangan
Tersusun rapi pada file-file sanubari
Dirimu, sosok istimewa penggugah semangat
Membara!

Gelak tawa terngiang indah
Saat kebersamaan kita lewati
Permata indah bergulir tiada henti
Saat kucium punggung tangan keriputmu,

Seketika, langkahku gontai
Berat!
Hasrat berbalik, memeluknya erat
Tapi…
Ah, tetap saja kuayunkan langkah ini tiada henti

Kubiarkan bulir-bulir  bening berjatuhan
Seiring jalan setapak yang kulalui
Tegar!
Harus, seperti petuahnya saat hidung ini menyentuh tanganmu

“Sing sabar, Nak. Kerja karo wong liya kudu gede atine.”[1]
Seketika hatiku luruh, berbalut getaran penggugah kesadaran

Kutatap dua bola mata sayu, namun tak balik menatap
Genangan tampak tertahan, kualihkan pandangan
Adakah rasamu sama sepertiku?
Berat!
Tuk berpisah lagi

Nb: Saat berpamitan dengannya untuk pergi merantau lagi.
[1]."Yang sabar, Nak. Kerja dengan orang lain harus besar hatinya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar