Bismillahirrohmaanirrohim
“Sebaik-baik lelaki adalah yang menghormati ibunya, mengutamakan
wanita yang telah melahirkannnya, bukan malah lebih memikirkan wanita yang
ditaksirnya. Itu hanyalah salah satu contoh, bagaimana memilih laki-laki yang
baik.” Darwis Tere Liye.
“Sebaik-baik seorang wanita adalah dia yang menjaga
kehormatan diri, tidak suka berkata kasar, lebih menghormati yang lebih tua, tidak
suka membantah. Itu hanyalah beberapa contoh bagaimana memilih wanita yang
baik.”Darwis Tere Liye.
Hidup teruslah berjalan seiring jarum jam yang terus
berputar. Menjalaninya adalah anugrah, tetap bersyukur dan ikhlas dalam menjalani
ketentuan-Nya, karena itu adalah yang terbaik untuk kita.
Ketika
harapan tinggalah harapan, ketika rasa tak mampu di ungkapkan, pantaskah harus
menyalahkan diri? Atau keadaan? Berharap dia adalah yang terakhir, tapi masalah
jodoh siapa yang tahu?
Benih-benih cinta tumbuh, menjadikan kuncup yang
siap mekar, dan menunggu untuk menjadi bunga yang indah, semerbak mewangi
adalah awal dari rasa optimis. Optimis dalam pengharapan, optimis untuk bisa
melangkah kemasa depan, mengarungi hidup yang baru, berbagi suka dan duka.
Pada akhirnya, ketika kuncup yang siap mekar pupus diterjang
bayu kehidupan, siapakah yang harus disalahkan? Pupus harapan memang
menyakitkan, apalagi jika dalam hati sudah tertanam rasa sayang, rasa
kepedulian…
Tapi pantaskah hanya berdiam diri ? Tetap menunggu
yang tak pasti? Menunggu orang yang belum tentu memiliki rasa yang sama.
Ah… haruskah, haruskah bertahan ? Tetap pada pendirian? Ataukah harus
mengakhiri pengharapan yang tak pasti?
Dilema itu menutup untuk lebih berfikir jernih.
Sejernih air mata yang tak sengaja jatuh, mewakili luka yang menyayat hati.
Butuh kekuatan untuk bangkit, bangkit dari pengharapan yang sia-sia. Kini
saatnya berbenah diri, mengawali hari yang baru, menghapus rasa yang ada meski
tak mudah.
Tapi percayalah, hapuslah atau sekedar menutupinya
dengan kita melakukan sesuatu yang bermanfaat, seraya memperbaiki diri, menyiapkan
hati yang baru untuk orang yang baru. Seseorang yang akan jadi bagian dari
hidup kita, yang telah Allah tulis di Lauhul Mahfuzd, buku catatan kita. Itulah
sebenar-benar jodoh. Jangan lupa untuk menyertakan calon jodoh kita dalam doa
disujud akhir sholat kita. Semoga, kita dipertemukan dengan jodoh, sebenar-benarnya
jodoh Aamin.
***
Catatan ini tertulis untuk mempersiapkan hati yang
baru.
Intinya, ketika orang yang kita cintai ternyata
ditakdirkan bukan untuk kita, itu adalah cara Allah dalam menyayangi kita. Agar
kita tidak terjebak dengan cinta yang semu, cinta yang belum saatnya, cinta
yang akan membawa kita kepada hal-hal yang dilarang-Nya.
Eh… ngomongin tentang cinta, sudah tahu belum
artinya cinta yang sesungguhnya?
Sedikit kuperjelaskan (menurut buku yang saya baca)
Cinta adalah rasa yang tumbuh berkat adanya ikatan, cinta pada orang tua, saudara
kandung, itu disebut cinta karena ikatan keluarga.
Cinta pada pasangan disebut cinta karena ikatan
pernikahan. Jika menyukai seseorang, bisa dipastikan itu hanyalah sebuah reaksi
alamiah yang disebut syahwat. Syahwat hanya boleh disalurkan dalam ikatan
pernikahan agar tumbuh dan berkembang yang namanya cinta. Kalau belum ada
ikatan, keduanya hanya saling memuaskan, setelah itu usang, karna bisa
melakukan hal yang sama pada orang lain. Syahwat yang dituruti akan membutakan
matamu dan menulikan telingamu pada orang yang jauh lebih baik dan sepadan
untukmu. Ibarat pepatah,’’membuang batu
berlian demi seonggak besi mengkilat’’.
NB: Pernah dipost di fans page I lOVE ORIGINAL KAWAN IMUT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar