Nasihat Ayah Ibu
Ibu…
Kasihmu tak terbatas waktu, untukku belahan jiwamu
Kau alirkan harapan-harapan dalam doa
Memupuk indahnya cinta di setiap sujud akhirNya
Ibu…
Engkau sematkan kalimat-kalimat indah pencerah
jiwaku, penyemangat hidupku
Balutan doa pun mengiringi setiap langkahku, langkah
yang baru, langkah untuk menapaki terjalnya jalan kehidupan yang penuh onak
duri
Tak lupa jua kau hamburkan mutiara-mutiara bening
tuk mengiringi langkahku
Berharap, sekembalinya nanti tetap seperti sedia
kala, tetap baik-baik saja
Terkadang, kekhawatiran menimbulkan ketidak nyamanan
dalam hatimu saat kuterluka
Engkau memang perasa, merasakan apa yang kurasa
walau jarak memisahkan kita
Ibu…
Kau mengajariku tentang arti syukur, mensyukuri
hidup ini
Kaupun mengajariku tentang arti sabar, bahkan tak
bosan-bosannya kau selalu sematkan kalimat-kalimat indah bertajuk kesabaran
Ketegaranmu akan hidup ini, menginspirasiku agar tak
mudah menyerah
Menyerah pada cobaan-cobaan, menyerah pada kerasnya
hidup di Metropolitan
Ibu…
Meski tak pernah terucap kata cinta dari bibirmu
Tapi, semua yang
kau tunjukkan padaku, itu cukup, sangaaaat cukup untuk mewakili akan
kasihmu, cinta tulusmu, juga pengorbananmu
Kasihmu memang tak terbatas waktu
Hanya doa, ya…hanya dengan doa, melakukan yang
terbaik, juga menjalankan nasihatmu adalah caraku untuk menghormatimu
Tak mampu ku membalas budi baikmu, tak mampu jua ku
membalas cinta tulusmu
Tapi, dengan rasa hormatku, semoga senyum merekah
tetap menghiasi bibir manismu
Ayah…
Engkau adalah pahlawan bagi kami
Setiap peluh keringatmu selalu menyadarkanku
Sadar akan hidup yang penuh dengan perjuangan
Berjuang melawan kemalasan, hawa nafsu, juga keegoan
Tak pernah ku dengar keluhmu, meski lelah tersirat
dari wajahmu
Tak pernah ku dengar kata menyerah, meski berat
tugas yang engkau jalani
Ayah…
Engkau yang dulunya berpostur tegap, kini menyusut
seiring dengan bertambahnya usia
Begitu beratkah beban yang harus dipikul?
Hingga ayah terlihat ringkih, kulitnyapun coklat
kehitaman karna setiap harinya bergelut dengan panasnya mentari
Sungguh, kerja keras ayah tak perah aku lupakan
Kerja keras untuk menyekolahkanku, juga memberikan
pendidikan yang layak untuk anakmu
Ayah…
Engkau mengajarkanku untuk kuat,
Dalam dekapan kasih sayangmu tersimpan sejuta
harapan, juga impian untuk anakmu, belahan jiwamu
Kau ajariku tentang kesopanan, sopan pada orang yang
lebih tua
Kaupun mengajariku tentang bagaimana menjaga nama
baik keluarga
Ayah…
Maafkan segala kenakalanku dulu, walau demikian
kasih sayangmu tak pernah terkikis
Ayah…
JanjiNya akan
sosok seorang ayah yang selalu sabar dalam mendidik, merawat, menjaga
dan mengasihi anak perempuannya sepenuh hati akan ada pahala indah untukmu ayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar