Senin, 07 Juli 2014

EVENT MBAK OSCAR SAGARA DI KBM

Judul: Ujian Kehilangan Buah Hati(FTS)
Tema: Ikhlas Kehilangan

Empat puluh hari sepeninggalannya, belum mampu membuatku beranjak dari kedukaan. Terasa berat atas kepergiannya yang begitu cepat. Tapi, inilah takdirNya. Padahal aku belum puas menimangnya, menyusuinya, menciumnya, aku belum ingin berpisah dengannya.
Semua seperti mimpi. Rasanya baru kemarin aku melahirkan bayi mungil berparas ayu. Dan kini, tak terasa air mataku mengalir deras, aku tak mampu membendungnya lagi. Mencoba untuk kuat, tapi belum bisa, aku belum sanggup menerima semua ini. Hanya dua puluh hari aku merasakan dan menikmati peran menjadi ibu bagi bidadari cantik yang kini telah pergi untuk selama-lamanya.

Rabbi, begitu berat cobaan yang harus aku hadapi. Kehilangan kali ini benar-benar membuatku lebih syok dari yang dulu. Rasanya belum kering luka akan kehilangan calon bayiku dua tahun yang lalu, kini kejadian yang sama terulang kembali.
***
Tak pernah menyangka, yang awalnya aku kira baik-baik saja, dan akan tumbuh sehat seperti bayi-bayi lainnya, ternyata takdir berkata lain. Tragedi di petang itu memupuskan harapanku. Hasna, si bayi mungil yang baru berusia dua puluh hari harus meregang nyawa, kala tersedak saat sedang menikmati ASI yang aku berikan. Aku panik luar biasa, hingga nyawanya tak tertolong lagi.
 Hanya air mata yang mampu mewakili perasaanku.Tak mampu berkata-kata, aku pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Sang Pemilik Hidup. Disinilah Allah menguji lagi dengan kehilangan anakku.
Tapi kali ini aku lebih ikhlas dan tegar, meski sakitnya mampu membuat luka yang lalu tambah menganga.

Ku tilik lagi kisah dua tahun yang lalu, tepatnya delapan bulan di usia kandungan aku merasakan ada yang aneh dari dalam perutku. Tak ada gerakan aktif juga tendangan-tendangan calon bayi yang sering kurasakan disetiap harinya. Buru-buru ku periksakan ke bidan.

Innalilahi wainnailaihi roji’un…, calon bayi yang kami idam-idamkan ternyata sudah tak bernyawa lagi. Betapa syok dan sedihnya kala itu. Sudah kuusahakan sebaik mungkin dalam menjaga kandungan, aku rutin memeriksanya ke bidan tapi…
Mungkin Allah belum mempercayakan kami untuk menjaga titipan-Nya. Khuznudhon, harus berprasangka baik pada Sang Pemberi Hidup. Karena semua yang kita miliki adalah titipan, dan akan kembali kepada-Nya, pemilik yang sebenarnya.

Satu tahun setelah gagal memiliki momongan, Allah meniupkan kembali roh ke dalam rahimku. Sujud syukur atas karunia-Nya, kami menyambutnya dengan suka cita. Baru saja merasakan kebahagiaan atas calon bayi yang kedua tiba-tiba aku mengalami pendarahan dan keguguran saat kandungan memasuki bulan ke empat. Lagi lagi Allah belum mempercayakan kami untuk menjaga titipan-Nya. Meski sedih, tapi kali ini lebih bisa menerimanya dengan lapang dada. Aku pasang senyum ketegaran untuk menyambut masa depan. Masih ada kesempatan, apalagi usiaku kini masih muda. Aku percaya, Allah akan mengaruniakan kepada kami yang lebih baik.
***
Dibalik semua cobaan, tersirat banyak hikmah yang dapat dipetik. Agar lebih intropeksi diri, adakah kesalahan juga dosa-dosa fatal yang telah kami lakukan? Hingga berkali-kali gagal memiliki momongan. Tak semestinya pula berprasangka buruk pada Allah, sungguh rencana-Nya adalah yang terbaik buat setiap hambanya. Kami hanya perlu bersabar dan ikhlas, tak perlu meratapi kepergian mereka. Mungkin Allah belum mempercayakan mereka untuk dititipkan kepada kami. Mereka pasti lebih bahagia disana, di surga-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar