Rinai Desember
Oleh: Marsiti
Gelegar menyambar
Ketika sang mega
membentang
Kilatkilat menyilaukan netra
Seakan memburu; resah
Senja pun menghilang,
rinai tak jua usai
Bulirnya mengusik ketenangan;
deras
Jiwajiwa begidik;
merapal kalimat-Nya
Ah, rinai …
Hadirmu merangkai tangkai;
menjulai
Menghijaukan bumi
Berkelokkelok sungai
teraliri
Hai, jiwa yang tak
bersyukur,
adakah cacian pantas terucap?
Sedangkan nikmat-Nya
jelas
Bercucuran lewat
rintikan bening
Sadarkah hai jiwajiwa
lemah?
Tak ada yang abadi
Bahkan, setetes air pun
mampu meluluhlantakkan segalanya
Hancur lebur, tak
tersisa
Dalam buliranbuliran bening
Ia titipkan hikmah,
terbungkus malapetaka
juga rezeki-Nya
Jakarta, 20-12-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar