Minggu, 15 Juni 2014

KERINDUAN

Dalam degup jantung yang semakin kencang, tersirat satu makna yang takkan terlupa.
Untukmu, ya untukmu yang kurindukan.
Untukmu yang jadikan diri ini mampu bangkit, menapaki terjalnya hidup yang penuh onak duri.
Tak perlu banyak kata tuk ungkapkan rindu ini, pun tak perlu berbasa basi untuk menterjemahkan rasa rindu yang semakin menggebu.
Cukup ku sertakan namamu, kubisikkan kerinduanku lewat doa, lewat malam yang sunyi, lewat sejuknya embun pagi.
Ibu...
Sungguh, kerinduan yang bergejolak dalam kalbu tak mampu kucegah.
Sedang waktu tuk berjumpa tak pernah cukup untuk ungkapkan kasih sayang ini.
Andai mampu kutakhlukkan waktu, apakah mungkin kebahagiaan yang didapat akan lebih baik lagi?
Bukankah jarak dan waktu adalah pemisah yang akan memunculkan bibit-bibit kerinduan yang semakin berkesan?
Bukankah dengan jarak dan waktu yang memisahkan adalah sebuah pembelajaran diri untuk merasakan apa artinya Kerinduan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar