Minggu, 29 Juni 2014

EVENT MMJN "KISAH KASIH DI SEKOLAH"



Cinta  Bersemi di Lapangan Basket

“Tidak ada yang namanya ‘Cinta Pada Pandangan Pertama’yang ada rasa suka atau nafsu pada pandangan pertama yang diartikan menjadi cinta”
#Refrain
Semester baru.
“Tio?” pekikku dalam hati, mimpikah?  Tiba-tiba tubuhku lemas, jantungku berdetak lebih kencang, aku terpaku dalam ketidakpercayaan.  Langkahku ragu untuk masuk ke ruang Perpustakaan. Dia, sosok yang selama ini aku…
***
Ingatanku melayang jauh, menelusuri tentang sosok dirinya.
 Cuaca siang di bulan Mei begitu terik, tapi tak menyurutkan semangat para siswa yang sedang mengikuti lomba antar kelas. Setelah seminggu  melaksanakan Ujian Akhir Sekolah, di sekolah kami mengadakan berbagai lomba, di antaranya basket, voli, tarik tambang, sepak bola, pidato, kebersihan kelas, dan masih banyak lagi.
Aku dan Yuni, sahabat baikku pun memilih menyaksikan lomba basket. Kami duduk diantara deretan penonton  yang begitu antusias. Makhlum,  pesertanya adalah kelas 2, yang sudah terkenal keganasannya, mereka sangat piawai dalam bermain.
“Yun, itu cowok ganteng banget ya?”gumamku pada Yuni  yang ada disampingku.                                                                                                                                                      
 “Yang mana?” tanyanya sambil mengamati para pemain basket.                                                                                                   

 “Itu yang  barusan masukin bola ke ring,” jawabku seraya menunjuk-nunjukkan jari kearah cowok yang aku maksud.                                                                                                                                                                                                   
 “Oh, kirain yang mana. Itu mah si Tio, anak kelas 2A. Ehm…, kamu naksir ya El?” ledeknya sambil senyum-senyum tidak jelas.                                                                                                                                                                                                                
 “Apa? Naksir? Ah biasa aja kali,” elakku dengan wajah merah merona dan sedikit nerves, nerves? Rasa yang sungguh aneh.                                                                                                                                                                                                                 
 “Tapi dia sudah punya pacar. Nah, itu pacarnya yang lagi bersorak sorai dengan teman-temannya, pasti Tio tambah semangat nih dapat dukungan dari doi, uhuiiii…,  so sweet romantis deh.”
(GUBRAK…..lemas rasanya) Benar-benar, kata-kata Yuni meruntuhkan hatiku. Rasa-rasanya sudah tidak bersemangat lagi. Ada rasa sakit yang menggerogoti relung jiwaku, baru pertama kalinya  mengalami seperti ini. Di saat aku merasakan cinta, ah CINTA? Benarkah?                                                                                                              
 Inikah yang dinamakan Cinta? Cinta pada pandangan pertama, hati bergemuruh, berdebar, salah tingkah? Ah, entahlah.
***

“Kenapa harus dia? Kenapa aku dipertemukan kembali dengannya? Kenapa hobi kita sama? Kenapa aku dan dirinya yang terpilih, untuk mewakili sekolah dalam perlombaan menggambar antar kabupaten?” Berbagai pertanyaan memenuhi otakku, bingung.  

Kuhela nafas panjang, lalu menghembuskannya secara berlahan, berharap ketenangan mengisi ruang hatiku. Setelah bisa menguasai keadaan, aku pun duduk dihadapannya. Ingin rasanya menjauh, tapi guru Kertangkes menyuruhku demikian. Salah tingkah? Pasti.
Selembar kertas Manila dan pastel membuatku tak percaya diri, tapi berhasil kulawan. Aku berusaha untuk fokus dan mulai mencorat-coret, melukis indahnya alam di desa.
“Wow, gambarannya bagus,” pujinya. Aku tersipu malu.
Kulirik dirinya dalam beberapa detik, tampan. Pantas saja pacarnya cantik. Hiks.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar