Minggu, 08 Juni 2014

Catatan Lama # Teruntuk My Brother

Ketika Kebersamaan Ini Tak Lagi Ada

Seperti mimpi, aku belum percaya sepenuhnya. Ya, seolah itu hanya gurauan semata. Tapi itu nyata, kenyataan yang harus diterima. Ingin rasanya menyangkal, bahwa itu belumlah terjadi. Kini, tak ada alasan lagi, jika ada orang yang bertanya, "Kapan nikah?"
Kalau dulu masih bisa menjawab dengan entengnya, "nunggu kakakku dulu, masa mau ngelangkahin..."

Dan sekarang? ah... alasan itu sudah kadaluarsa semenjak kakak nomer 4 ku mengakhiri masa lajangnya. Ia menyunting wanita yang belum lama dikenalnya. Terlalu singkat dibandingkan dengan kakakku yang lain.
Tapi, bukankah jodoh adalah hal ghaib, yang tak seorang pun tahu akan kedatangannya?
Semakin cepat semakin baik, daripada lama-lama pacaran nambah-nambahin dosa, ia gak?

Dan lagi-lagi aku merasa ini seperti mimpi, bukan kenyataan.
Aku memang tak bisa pulang untuk menghadirinya, menyaksikan ikatan janji sehidup semati mereka di depan penghulu dan para saksi.
Ada rasa sesal, mungkin jika aku bisa menyaksikan sejarah dalam hidupnya, ketidakpercayaanku tak separah ini.

Arghh...entahlah.
Sepertinya ada yang hilang dalam hidupku. Serasa ditinggal orang yang aku cintai. Ya, aku kehilangan orang yang selama ini dekat denganku, sedih dan tak bisa diuraikan dengan kata-kata.

Lambat laun pasti aku akan mempercayainya.

Teruntuk kakakku, Selamat menempuh hidup baru.
Eh, tak terasa udah satu tahun lebih, dan kini telah dikaruniai anak.

2 komentar: